BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kita menyadari bahwa pendidikan
yang berkualitas merupakan instrumen penting bagi pembangunan negara. Dan untuk
menghasilkan lulusan yang berkualitas dibutuhkan sistem pendidikan yang
berkualitas pula. Oleh karena itu, pemerintah mengulurkan dana sebesar 20% dari
APBN untuk pendidikan di Indonesia.
Dalam pembentukan system
pendidikan yang berkualitas, selain perlunya uang yang cukup diperlukan juga
manajemen yang berkualitas pula.
Dewasa ini, perkembangan
pemikiran manajemen di sekolah dan perguruan tinggi mengarah pada system
manajemen yang disebut TQM (Total Quality Management) atau Manajemen Mutu
Terpadu. Tulisan ini mencoba memberi masukan konstruktif bagi pengelola sekolah
dan civitas akademika perguruan tinggi dalam menerapkan TQM, yang diharapkan
dapat membantu meningkatkan kualitas pengelolaan jurusan yang berdampak pada
peningkatan kualitas lulusan yang memiliki daya saing kompetitif dan
komparatif.
Di Indonesia yang pendidikannya
belum banyak menerapkan strategi TQM (Total Qualty Managemant), kualitas
pendidikannya jauh lebih rendah dibanding dengan negara lain. Hal ini dapat
dilihat dari banyaknya sekolah – sekolah yang hampir rubuh dan ditinggalkan
oleh para muridnya.
Berdasarkan pemikiran di atas,
kami menulis makalah ini dengan judul
’’ implementasi Total Quality Management dan penerapan Total Quality
Management dalam dunia pendidikan di indonesia’’.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka
masalah dalam makalah ini dirumuskan sebagai berikut :
1.
bagaimana cara menerapakan TQM (Total Quality
Managemant) dalam dunia pendidikan di Indonesia ?
2. Apa manfaat dari penerapan TQM (Total Quality
Management) dalam dunia pendidikan di Indonesia ?
1.2. Tujuan penulisan
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan
makalah ini adalah :
1. Mengetahui cara penerapan TQM (Total Quality
Management) dalam dunia pendidikan di Indonesia rendah.
2. Mengetahui manfaat dari penerapan TQM (Total quality
Management) dalam dunia pendidikan di Indonesia.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka
masalah dalam makalah ini dirumuskan sebagai berikut :
1.
bagaimana cara menerapakan TQM (Total Quality
Managemant) dalam dunia pendidikan di Indonesia ?
2. Apa manfaat dari penerapan TQM (Total Quality
Management) dalam dunia pendidikan di Indonesia ?
1.4. hipotesis
1. diduga bahwa cara menerapkan TQM (Total Quality Managemant) dalam dunia pendidikan di
Indonesia ?
2. diduga bahwa manfaat dari penerapan TQM (Total Quality Management)
dalam dunia pendidikan di Indonesia ?
1.5. sistematika penulisan
1. Bab I : pendahuluan
Bab in berisi tntang latar belakang,
rumusan masalah, tujuan penilisan, hiptesis dan sistebab
2.
Bab II : metode penulisan
Bab ini berisi tentang metode pustaka
dan eksperimen
3.
Bab III: tinjauan pustaka
Berisi tentang tinjauan pustaka dan hipotesis yang akan membuktikan
berbagai konsep yang relevan sampai dengan hipotesis yang dikembangkan.
4 Bab IV: pembahasan
Bab ini berisi tentang cara meneraapkan
TQM dan manfaat penerapan TQM dalam
dunia pendididkan Indonesia.
5 Bab V : penutup
Bab ini merupakan penutup yang akan
mengakhri pembahasan dari tugas ini yang terdiri dari
kesimpulan dan saran
BAB II
METODE PENULISAN
2.1 METODE PUSTAKA :
Yaitu metode yang
dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan materi dari pustaka yang
berhubungan dengan alat berupa buku atau informasi dari internet.
2.2 EKSPERIMEN
Yaitu
percobaan yang telah dicari terlebih dahulu sebelum dan membuat materi in
BAB
III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi Total Quality Management ( TQM )
TQM merupakan system manajemen
yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan
pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi. ( Santosa, 1992 )
Pengertian TQM dapat dibedakan
dalam 2 ( dua ) aspek. Aspek pertama mnguraikan apa TQM itu dan aspek kedua
membahas bagaimana mencapainya.
Total Quality Management
merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk
memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus – menerus atas
jasa, manusia, proses, dan lingkungannya.
Total quality approach hanya
dapat dicapai dengan memperhatikan karakteristik TQM berikut ini :
- Fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal
- Memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas
- Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah
- Memiliki komitmen jangka panjang
- Membutuhkan kerja sama tim ( teamwork )
- Memperbaiki proses secara berkesinambungan
- Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
- Memiliki kesatuann tujuan
- Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan
2.2. Latar Belakang Perlunya TQM
Dasar pemikiran perlunya TQM sangatlah sederhana, yakni bahwa cara terbaik
agar dapat bersaing dan unggul dalam bersaing dan unggul dalam persaingan
global adalah dengan menghasilkan kualitas yang terbaik. Untuk menghasilkan
kualitas yang terbaik diperlukan upaya perbaikan berkesinambungan terhadap
kemampuan manusia, proses, lingkungan. Cara terbaik agar dapat memperbaiki kemampuan
komponen – komponen tersebut secara berkesinambungan adalah dengan menerapkan
TQM.
Penerapan TQM dalam suatu
perusahaan dapat memberikan beberapa manfaat utama yang pada gilirannya
meningkatkan laba serta daya saing perusahaan yang berkaitan.
2.3 Prinsip dan Unsur Pokok Dalam TQM
TQM merupakan suatu konsep yang
berupaya melaksanakan sistem manajemen kualitas kelas dunia. Untuk itu
diperlukan perubahan besar dalam budaya dan sistem nilai suatu organisasi.
Menurut Hensler dan Brunell ( dalam scheuing dan Cristhoper, 1993 ) ada empat
prinsip utama dalam TQM, yaitu :
- Kepuasan Pelanggan
Dalam TQM, konsep mengenai
kaulitas dan pelanggan diperluas. Kualitas tidak hanya bermakna kesesuaian
dengan spesifikasi – spesifikasi tertentu, tetapi kualitas tersebut ditentukan
oleh pelanggan.
- Respek Terhadap Setiap Orang
Dalam perusahaan yang kualitasnya kelas dunia, setiap karyawan dipandang
sebagai individu yang memiliki talenta dan kreativitas tersendiri yang unik. Dengan demikian karyawan menjadi
sumber daya yang organisasi yang paling bernilai. Oleh karena itu setiap orang
dalam organisasi diperlakukan dengan baik dan diberi kesempatan untuk terlibat
dan berpartisipasi dalam tim pengambilan keputusan.
- Manajemen Berdasarkan Fakta
Perusahaan kelas dunia
berorientasi paa fakta. Maksudnya bahwa setiap keputusan selalu didasarkan pada
data, bukan sekedar pada perasaan ( feeling ). Ada dua konsep pokok berkaitan
dengan hal ini. Pertama, prioritasi yakni suatu konsep bahwa perbaikan tidak
dapat dilakukan pada semua aspek pada saat yang bersamaan, mengingat
keterbatasan sumber daya yang ada. Oleh karena itu dengan menggunakan data maka
manajemen dan tim dalam organisasi dapat memfokuskan usahanya pada situasi
tertentu yang vital.
- Perbaikan Berkesinambungan
Agar dapat sukses, setiap
perusahaan perlu melakukan proses secara sistematis dalam melaksanakan
perbaikan berkesinambungan. Konsep yang berlaku disini adalah siklus PDCA (
plan-do-check-act ), yang terdiri dari langkah – langkah perencanaan rencana,
pemeriksaan hasil pelaksanaan rencana, dan tindakan korektif terhadap hasil
yang diperoleh
Definisi mengenai TQM mencakup
dua komponen, yakni apa dan bagaimana menjalankan TQM. Yang membedakan dengan
pendekatan – pendekatan lain dalam menjalankan usaha adalah komponen bagaimana
tersebut. Komponen ini memiliki 10 unsur utama ( Goetch dan Davis, 1994 ) yang
masing – masing akan dijelaskan sebagai berikut:
- Fokus Pada Pelanggan
Dalam TQM , baik pelanggan
internal maupun pelanggan eksternal merupakan driver. Pelanggan
eksternal menentukan kualitas produk atau jasa yang disampaikan kepada mereka,
sedangkan pelanggan internal berperan besar dalam menentukan kualitas manusia,
proses, dan lingkungan yang berhubungan dengan produk atau jasa.
- Obsesi terhadap Kualitas
Dalam organisasi yang menerapkan
TQM , penentu akhir kualitas pelanggan internal dan eksternal. Dengan kualitas
yang ditetapkan tersebut, organisasi harus terobsesi untuk memulai atau
melebihi apa yang ditentukan tersebut. Hal ini berarti bahwa semua karywan pada setiap level berusaha melaksanakan
setiap aspek pekerjaannya gberdasarkan perspektif”bagaimana kita dapat
melakukannya dengan lebih baik?” bila suatu organisasi terobsesi dengan
kualitas,maka berlaku prinsip’good enough is never good enough’.
- Pendekatan Ilmiah
Pendekatan ilmiah sangat di perlukan dalam penerapan TQM,terutama untuk
mendesain pekerjaan dan dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan
masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang didesain tesebut. Dengan demikian data di perlukan
dan dipergunakan dalam menyusun patok duga (benchmark), memantau prestasi, dan
melaksanakan perbaikan.
4.Komitmen Jangka Panjang
TQM merupakan suatu paradigma baru
dalam melaksanakan bisnis. Untuk itu dibutuhkan budaya perusahaan yang baru
pula. Oleh karena itu komitmen jangka panjang sangat penting guna mengadakan
perubahan agar penerapan TQM dapat berjalan dengan sukses.
- KerjaSama Tim ( Teamwork )
Dalam organisasi yang dikelola
secara tradisional, seringkali diciptakan persaingan antar departemen yang ada
dalam organisasi tersebut agar daya saingannya terdongkrak . Akan tetapi
persaingan internal tersebut cenderung hanya menggunakan dan menghabiskan
energi yang seharusnya dipusatkan pada upaya perbaikan kualitas, yang pada
gilirannya untuk meningkatkan daya saing eksternal.
Sementara itu dalam organisasi
yang menerapkan TQM, kerjasama tim, kemitraan dan hubungan dijalin dan dibina,
baik antar karyawan perusahaan maupun dengan pemasok, lembaga – lembaga
pemerintah, dan masyarakat sekitarnya.
- Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan
Setiap produk atau jasa
dihasilkan dengan memanfaatkan proses – proses tertentu didalam suatu sistem
atau lingkungan. Oleh karena itu system yang ada perlu diperbaiki secara terus
menerus agar kualitas yang dihasilkan dapat meningkat.
- Pendidikan dan Pelatihan
Dewasa ini masih terdapat
perusahaan yang menutup[ mata terhadap pentingnya pendidikan dan pelatihan.
Perusahaan – perusahaan seperti itu hanya akan memberikan pelatihan – pelatihan
yang sekedarnya kepada karyawannya. Hal ini menyebabkan perusahaan tidak
berkembang dan sulit bersaing dengan perusahaan lainnya.
Sedangkan dalam perusahaan yang
menerapkan TQM, pendidikan dan pelatihan merupakan faktor yang fundamental.
Dalam hal ini berlaku prinsip bahwa belajar merupakan proses yang tidak ada
akhirnya dan tidak mengenal batas usia.
- Kebebasan yang Terkendali
Dalam TQM keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dalam pengambilan
keputusandan pemecahan masalah merupakan unsure yang sangat penting. Hal ini
dikarenakan unsure tersebut dapat meningkatkan “ rasa memiliki “ dan
tanggungjawab karyawan terhadap keputusan yang telah dibuat. Selain itu unsur
ini juga dapat memperkaya wawasan dan pandangan dalam suatu keputusan yang
diambil, karena pihak yang terlibat lebih banyak.
- Kesatuan Tujuan.
Supaya TQM dapat diterapkan
dengan baik maka perusahaan harus memiliki kesatuan tujuan. Dengan demikian
setiap usaha dapat diarahkan pada tujuan yang sama. Akan tetapi kesatuan tujuan
ini tidak berarti bahwa harus selalu ada persetujuan/kesepakatan antara pihak
manajemen dan karyawan mengenai upah dan kondisi kerja.
10. Adanya Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan
Keterlibatan dan pemberdayaan
karyawan merupakan hal yang penting dalam penerapan TQM. Usaha untuk melibatkan
karyawan membawa 2 manfaat utama. Pertama, hal ini akan meningkatkan
kemungkinan dihasilkannya keputusan yang baik, rencana yang lebih baik, atau
perbaikan yang lebih efektif karena juga mencakup pandangan dan pemikiran dari
pihak-pihak yang langsung berhubungan dengan situasi kerja. Kedua, keterlibatan
karyawan juga meningkatkan ‘rasa memiliki” dan tanggung jawab atas keputusan
dengan melibatkan orang-orang yang harus melaksanakannya.
Pemberdayaan bukan sekedar
berarti melibatkan karyawan tetapi juga melibatkan mereka dengan memberikan pengaruh
yang sungguh-sungguh berarti. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah
dengan menyusun pekerjaan yang memungkinkan pada karyawan untuk mengambil
keputusan mengenai perbaikan proses pekerjaanya dalam parameter yang ditetapkan
dengan jelas.
3.5. Dimensi Kualitas
Ada 8 dimensi kualitas yang
dikembangkan Garvin dan dapat digunakan sebagai kerangka perencanaan strategis
dan analisis terutama untuk produk manufaktur. Dimensi – domensi tersebut adalah:
- Kinerja ( performance ) karakteristik operasi pokok dari produk inti.
- Ciri – ciri atau keistimewaan tambahan ( features ), yaitu karaktertik sekunder atau pelengkap.
- Kehandalan ( raebility ), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai.
- Kesesuaian dengan spesifikasi ( conformance to specification ), yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar – standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
- Daya tahan ( durability ), berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan.
- Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi; penanganan keluhan yang memuaskan.
- Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indra.
- Kualitas yang dipersepsikan ( perceived quality ), yaitu citra dan reputasi produk serta tanggungjawab perusahaan terhadapanya
3.6 Sumber Kualitas
Ada 5 sumber kualitas yang biasa dijumpai, yaitu :
- Program, kebijakan, dan sikap yang melibatkan komitmen dan manajemen puncak.
- System informasi yang menekankan ketepatan, baik pada waktu maupun detail.
- Desain produk yang menekankan keandalan dan perjanjian ekstensif produk sebelum dilepas ke pasar.
- Kebijakan produksi dan tenaga kerja yang menekankan peralatan yang terpelihara dengan baik, pekerja yang terlatih baik, dan penemuan penyimpangan secara tepat.
- Manajemen vendor yang menekankan kualitas sebagai sasaran utama
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. PEMBUKTIAN PENGAMATAN
Berdasarkan dari pengamatan yang dilakukan secara acak
(random), dibeberapa daerah di Indonesia melalui media televisi, media cetak,
dan berdasarkan pengalaman dari penulis yang merasakan langsung bagaimana kualitas
pendidikan di Indonesia.
Tujuan TQM dibidang pendidikan
adalah meningkatkan mutu secara berkelanjutan, terus menerus, dan terpadu.
System manajemen TQM sangat
meminimalkan proses birokrasi. System pendidikan di Indonesia yang birokratis
akan menghambat potensi perkembangan pendidikan tersebut. Dalam ajaran TQM,
lembaga pendidikan harus menempatkan mahasiswa / siswa sebagai “klien” atau
dalam istilah perusahaan sebagai stakeholder yang
terbesar. Maka, suara para mahasiswa / siswa harus disertakan dalam setiap
pengambilan keputusan strategis langkah lembaga pendidikan. Tanpa suasana
demokratis manajemen tidak mampu menerapkan TQM, yang terjadi adalah kualitas
pendidikan didominasi oleh pihak-pihak tertentu yang seringkali memiliki
kepentingan yang bersimpangan dengan hakekat pendidikan.
Penerapan TQM berarti pula adanya
kebebasan untuk berpendapat. Kebebasan berpendapat akan menciptakan iklim yang
dialogis antara siswa dan guru. Pentransferan ilmu tidak lagi bersifat One Way Comunication,
melainkan Two Way Comunication.
Selain kebebasan berpendapat juga
harus ada kebebasan informasi. Harus ada informasi yang jelas mengenai arah lembaga
pendidikan, baik secara internal organisasi maupun secara nasiaonal. Secara
internal, manajemen harus menyediakan informasi seluas-luasnya termasuk dalam
hal arah organisasi, program-program, serta kondisi financial. Selain dari pada itu, dalam penerapan TQM, peningkatan
sarana dan fasilitas pun sangat penting dalam mendukung tercapainya kualitas
yang baik.
Bagi organisasi / lembaga pendidikan, adaptasi Manajemen Mutu Pendidikan (
TQM ) dapat dikatakan sukses, jika menunjukan gejala-gejala sebagai berikut :
1. Tingkat
kosistensi lulusan dalam memberikan pelayanan umum dan pelaksanaan pembangunan
untuk kepentingan peningkatan kualitas sumber daya manusia terus meningkat.
2. Kekeliruan
dalam bekerja yang berdampak menimbulkan ketidakpuasan dan complain masyarakat
yang dilayani semakin berkurang.
3. Disiplin waktu
dan disiplin kerja semakin meningkat.
4. Inventarisasi
asset berupa fasilitas dan sarana penunjang lainnya dalam organisasi semakin
sempurna, terkendali dan tidak berkurang / hilang tanpa diketahui
sebab-sebabnya.
5. Kontrol
berlangsung efektif, sehingga mampu menghemat pembiayaan, mencegah penyimpangan
dalam pemberian pelayanan umum dan pembangunan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
6. Pemborosan dana dan waktu dalam bekerja dapat dicegah.
7. Peningkatan keterampilan dan keahlian bekerja terus dilaksanakan, sehingga
metode atau cara bekerja selalu mampu mengadaptasi perubahan dan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai cara bekerja yang paling efektif,
efesien dan produktif, sehingga kualitas produk dan pelayanan umum terus
meningkat.
Ada beberapa manfaat positif yang
diperoleh jika lembaga pendidikan mampu mengimplementasikan TQM secara baik di
masa mendatang. Beberapa
manfaat yang dimaksudkan, antara lain :
1. Keluhan dari
berbagai pihak dapat dieliminasi sekecil mungkin.
2. Pemanfaatan
sumber daya yang dimiliki lebih optimal.
3. Pelaksanaan
aktivitas utama lebih efesien dan efektif.
4. Memperoleh
pengakuan dari pihak lain ( dalam negeri maupun luar negeri ) terhadap
eksistensi lembaga pendidikan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat di ambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut:..
1. Dalam penerapan TQM, harus ada beberapa hal yang mesti di perhatikan:
- Harus minimalkan proses birokrasi
- Kebebasan berpendapat
- Kebebasan informasi
- Peningkatan sarana dan kualitas yang ada di sekolah
2. Manfaat dan penerapan TQM :
- Keluhan dari berbagai pihak dapat dieliminasi sekecil
mungkin
- Pemanfaatan sumber daya yang dimiliki lebih optimal
- Aktivitas lebih efektif dan efisien
- Memperoleh pengakuan dari pihak lain
5.2 Saran
Sehubungan dengan hasil penulisan, kami menyampaikan
beberapa saran-saran sebagai berikut:
1. Diharapkan kepada berbagai lembaga pendidikan pada umumnya, untuk
mengimplementasikan Total Quality management, dalam upaya untuk meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar