Sabtu, 26 Januari 2013

makalah strategi dakwah nabi


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan yang telah menciptakan makhluk yang luar biasa yaitu manusia yang telah memberi ridho kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah kami ini.

Shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada junjung nabi Muhammad SAW yang nanti pada hari kiamat akan dinanti-nantikan syafa’atnya. Selanjutnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga menyelesaikan makalah kami ini, untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Kebudayaan Islam dari Bapak Drs. Habli Zainal dengan judul “Sejarah Dakwah Pada Masa Rasulullah”.

Didalam pembuatan makalah ini banyak sekali kekurangan dan kekeliruan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dimasa yang akan datang kami bisa menyempurnakan makalah yang kami buat.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Kuala Tungkal,      Juli 2012

Penyusun




DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR.......................................................................................      ii
DAFTAR ISI......................................................................................................     iii

BAB I      PENDAHULUAN
                 A.   Latar Belakang............................................................................      1
                 B.    Batasan Masalah..........................................................................      1

BAB II    PEMBAHASAN
A.       Dakwah Nabi Di Mekah.............................................................      2
B.       Faktor Yang Mendorong Quraisy Menentang Dakwah Islam....      3
C.       Dakwah Nabi Di Madinah..........................................................      5
D.       Piagam Madinah..........................................................................      6

BAB III   PENUTUP
                 A.   Kesimpulan .................................................................................      7

DAFTAR PUSTAKA





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam makalah ini saya akan memaparkan kepada teman-teman sekalian tentang “Dakwah Islam Pada Masa Rasulullah”. Dalam makalah ini saya tidak lagi menjelaskan apa yang dimaksud dengan sejarah, ataupun apa yang dimaksud dengan dakwah itu sendiri. Melainkan menuju ke titik pont penting dari bahasan judul besar kami di atas.

Sehingga dalam makalah ini kita akan mengetahui bagaimana sejarah perkembangan atau sejarah mengenai dakwah Islam itu dimulai semenjak kapan? Dan bagaimana pengklasifikasiannya?.

Penting kiranya teman-teman berkenan untuk memberikan saran dan kritikan yang membangun guna sempurnanya makalah kami ini. semoga bermanfaat amin.
           
B.     Batasan Masalah
Dalam tulisan singkat ini akan sedikit membahas tentang Serjah Dakwah Pada Masa Rasulullah”.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Dakwah Nabi Di Mekah
Dalam proses penantian Jibril, turun wahyu yang membawa perintah kepada Rasulullah. Wahyu itu itu berbunyi sebagai berikut :

“Hai orang yang brselimut bangun, dan berilah peringatan. Hendaklah engkau besarkan Tuhanmu dan bersihkanlah pakaianmu, tinggalkan perbuatan dosa dan janganlah engkau memberi ( dengan maksud ) memperoleh ( balasan ) yang lebih banyak dan untuk ( untuk memenuhi perintah ) Tuhanmu bersabarlah.” ( QS. Al-Muddatsir: 1-7 ).

Dengan turunnya perintah itu mulailah Rasulullah berdakwah. Pertama-tama, beliau melakukannya secara diam-diam di lingkungannya sendiri, keluarga, dan sahabat-sahabat beliau yang paling karib. Mereka di seru kepada pokok-pokok agama islam yang disebut dalam ayat-ayat diatas yaitu, bertauhid kepada allah dan meninggalkan ilah dan berhala-berhala yang mereka sembah.

Mula-mula istrinya sendiri, Khadijah, kemudian saudara sepupunya Ali bin Abi Thalib yang beru berumur 10 tahun. Kemudian Abu Bakar sahabat karibnya sejak masa kanak-kanak. Lalu Zaid, bekas budak yang telah menjadi anak angkatnya. Ummu Aiman, pengasuh Nabi sejak ibunya Aminah masih hidup. Banyak orang-orang yang menerima seruan Nabi melalui perantara Abu Bakar. Mereka dikenal dengan sebutan Assabiqunal Awwalun . Mereka ialah Usman bin Affan, Zubair ibnu Awwan, Sa'ad ibnu Abu Waqqas, Abdurrahman ibnu Auf, Talhah bin Ubaidillah, Abu Ubaidah ibnul Jarrah, dan Arqam ibnu Abu Arqam. Rumah Arqam pada saat itu dijadikan tempat pertemuan untuk menyampaikan dakwah islam.

Tidak berapa lama turunlah ayat kepada Nabi Muhammad SAW yang artinya :
Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang musrik. Sesungguhnya kami memelihara kamu dari kejahatan orang-orang yang memperolok-olokan kamu.”

Sesudah ayat ini, mulailah Rasulullah SAW menyeru segenap lapisan manusia kepada agama Islam menyeru segenap lapisan manusia secara terang-terangan baik golongan bangsawan maupun hamba sahaya, begitupun anggota kerabat mereka sendiri atau orang-orang yang jauh. Mula-mulanya beliau menyeru penduduk mekkah lalu kemudiah penduduk negeri yang lain. Disamping itu beliau juga orang-orang yang berdatangan ke mekkah untuk melakukan ibadah haji. Dengan usahanya yang gigih. Hasil yang diharapkan mulai terlihat. Jumlah pengikut nabi yang tadinya hanya 12 an orang makin hari makin bertambah. Mereka terutama terdiri dari kaum wanita, budak, pekerja dan orang-orang yang tak punya.

B.     Faktor-faktor yang mendorong Quraisy menentang dakwah islam
Setelah dakwah terang-terangan itu pemimpin quraisy mulai berusaha menghalangi dakwah Rasul. Semakin bertambanya jumlah pengikut Nabi, semakin keras tantangan yang dilancarkan kaum Quraisy. Adapun faktor yang mendorong kaum Quraisy menentang dakwah Islam adalah :
1.      Persaingan merebut kekuasaan
Kaum Quraisy tidak dapat membedakan antara kenabian dan kekuasaan, atau antara kenabian dan kerajaan. Mereka mengira tunduk kepada agama Muhammad berarti tunduk kepada kekuasaan Abdul Muthalib. Sedangkan suku-suku bangsa arab selalu bersaingan untuk merebutkan kekuasaan dan pengaruh. Sebab itu bukanlah hal yang mudah bagi kaum quraisy untuk menyerehkan kepemimpinan kepada Muhammad karena menurut mereka berarti suku-suku bangsa arab akan kehilangan kekuasaan dalam masyarakat.

2.      Penyamaan antara hak antara kasta bangsawan dan kasta hamba sahaya
Bangasa arab hidup dengan system kasta, tiap-tiap manusia digolongkan dalam kelompok kasta yang tak boleh dilampauinya. Tapi seruan nabi Muhammad membrikan hak yang sama kepada manusia, yang merupakan suatu dasar yang penting dalam agama islam, agama islam memandang sama antara hamba sahaya dengan tuannya.

3.      Takut dibangkitkan dari alam kubur
Agama islam mengajarkan bahwa pada hari kiamat manusia akan dibangkitkan dari dalam kuburnya dan semua amal pernebuatan manusia akan di hisab , orang-orang yang berbuat baik maka Allah akan membalasnya dengan surga akan tetapi orang yang berbuat jahat akan dibalas dengan neraka. Kaum Quraisy tidak dapat menerima agam islam yang mengajarkan manusia akan dibangkitkan kembali sesudah mati.

4.      Taklid kepada nenek moyang
Para kaum Quraisy taklid secara membabi buta terhadap nenek moyangnya dan mengikuti langkah-langkah mereka dalam prersoalan peribadatan dan tingkah laku adalah suatu yang telah berurat dan berakar pada bangsa arab karena itu sangat beratlah terasa bagi mereka meninggalkan agama nenek moyang dan mengikuti agama baru yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW. Mereka berkata : “Apabila dikatakan kepada mereka” Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti rasul. “Mereka menjawab: cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakanya. Dan apakah mereka itu akan mengikuti nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa dan tidak pula mendapat petunjuk?

5.      Memperniagakan patung
Salah satu dari perusahaan orang arab dahulu adalah memahat patung yang menggambarkan Latta, Uzza , Manna , dan Hubal patung-patung itu mereka jual kepada Jamaah Haji, mereka membelinya supaya mendapat berkat atau untuk kenang-kenangan. Tetapi agama Islam melarang menyembah memahat dan menjual patung, karena itu saudagar-saudagar patung memandang agama Islam sebagai penghalang rezeki mereka, oleh karena itu, mereka menentang agama islam.

C.    Dakwah Nabi Di Madinah
Setalah tiba dan diterima penduduk Yastrib ( Madinah ), Nabi resmi menjadi pemimpin penduduk kota itu. Babak baru dalam sejarah Islam pun dimulai. Berbeda dengan periode Mekkah, periode Madinah, Islam yang berkenaan dengan kehidupan masyarakat banyak turun di Madinah Dalam rangka memperkokoh kaum muslimin, nabi segera meletakkan dasar-dasar kehidupan bermasyarakat. Dasar pertama , pembangunan Masjid, selain untuk tempat shalat, juga sebagai sarana penting untuk mempersatukan kaum Muslimin dan mempertalikan jiwa mereka. Masjid pada masa Nabi juga berfungsi sebagai pussat pemerintahan. Dasar kedua , Ukhuwah Islamiah , persaudaraan sesama musllim. Nabi mempersaudarakan golongan Muhajirin dengan Anshor. Ini berarti menciptakan suatu bentuk persaudaraan yang baru yaitu persaudaraan berdasarkan agama, menggantikan persaudaraan beersasarjan darah. Dasar ketiga , hubungan persahabatan sengan pihak-pihak lain yang tidak beragama islam.

Meskipun penduduk Madinah terdiri dari Islam, Yahudi, dan Musyrikin. Rasulullah menetapkan keamanan kota Madinah adalah tanggung jawab semua golongan. Bila ada musuh dari luar maka secara gotong-royong mengusirnya. Konsep tanggung jawab ini menjadikan kota Madinah adalah tempat tinggal yang aman bagi umat Islam, dan golongan lain. Secara garis besar kota Madinah yang ditetapkan Rasulullah yaitu :
  1. Setiap golongan, kaum atau suku bertanggung jawab bagi harta rampasan atau uang tebusan bagi masing-masing anggotanya.
  2. Penduduk Madinah diharapkan kompak dalam menghadapi tindak kriminal, sekalipun untuk keluarga terdekatnya yang merugikan anggota masyarakat lain
  3. Orang Yahudi dari berbagai kelompok harus menjaga agamanya sendiri dan mereka dengan kaum muslimin harus saling membantu.
  4. Kemenangan dakwah Rasulullah dan kaum Muslimin terhadap kaum Quraisy 
  5. Tersebarnya agama Islam kepelosok penjuru dunia

D.    Piagam Madinah
Isi Piagam Madinah antara lain :
  1. Kelompok masing-masing berhak menghukum orang yang membuat kerusakan dan memberikan keamanan bagi orang yang patuh
  2. Kebebasan beragama terjamin untuk semua kelompok
  3. Menjadi suatu kewajiban bagu penduduk madinah muslim dan yahudi untuk salaing membantu dan menolong
  4. Saling mengadakan kerja sama dengan mempertahankan kota Madinah dari segala serangan
  5. Rasulullah menjadi pemimpin tertinggi di kota Madinah, segala perkara dan perselisihan besar diserahkan kepada beliau untuk memutuskannya.



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Secasra universal dakwah Islam telah dimulai sejak zaman Nabi Nuh as. Kana tetapi jika Islam dalam maknanya yang spesifik, maka dakwah Islam dimulai semenjak diutusnya Nabi Muhammad SAW.

Sejarah dakwah dapat dibagi menjadi empat periode. Periode pertama, tentang dakwah para Nabi sebelum Nabi Muhammad SAW. Periode kedua, masa Nabi Muhammad dan Khulafa’ al-Rasyidun. Periode ketiga, masa kekuasaan dinasti Umayyah, Abasiyyah, dan Usmani. Periode keempat, masa modern.

Sejarah dakwah Nabi Muhammad dapat dibagi menjadi dua fase, fase Mekkah dan fase Madinah. Fase Mekkah dimulai semenjak Rasulullah menerima wahyu pertama di gua Hira, dan dimulai dari kalangan tertentu dari keluarga, saudara, dan kerabat terdekat.

Sedangkan fase Madinah dimulai ketika Nabi Muhammad menerima wahyu untuk berhijrah ke madinah pada saat orang-orang Quraisy merencanakan pembunuhan terhadap Nabi Muhammad dan para pengikutnya



DAFTAR PUSTAKA


http://ikhsanu.blogspot

3 komentar:

  1. terima kasih sudah meletakkan url blog saya http://ikhsanu.blogspot

    BalasHapus
  2. terima kasih sangat bermanfaat tulisannya

    foolback
    faruqsmkn5.blogspot.com

    BalasHapus
  3. sama2.. add saya di facebook Hasbiah deng fujiech

    BalasHapus