Disusun Oleh :
HASBIAH.B
FAKULTAS MANAJEMEN
RUANGAN F
PROGRAM STUDI AIK
STIE MUHAMMADIYAH MAMUJU
2013
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat,
Hidayah, dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
Kemuhammadiyahan dengan judul “Kemuhammadiyahan” tanpa ada kendala suatu
apapun. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah hingga zaman yang terang benderang
seperti sekarang ini. Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada:
- Bapak MUHAMMAD.KASIM selaku dosen AIK
Seperti
halnya manusia yang tidak sempurna di mata manusia lain ataupun di mata Allah
SWT, penyusunan makalah ini tidak terlepas dari kesalahan penulisan dan
penyajiannya mengingat akan keterbatasan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu
kami selalu mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
demi penyempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberi
manfaat untuk kita semua. Amin
Wassalamu’alaikum
Wr.Wb
MAMUJU, 27 OKTOBER 2013
Penyusun
HASBIAH.B
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL………………………………………………………………………… i
KATA
PENGANTAR………………………………………………………………………. ii
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………… iii
BAB
I PENDAHULUAN
- Latar Belakang…….………………………………………………………………… 1
- Rumusan Masalah…………………………………………………………………… 1
- Tujuan………………………………………………………………………………..1
BAB II
PEMBAHASAN
- Pengertian ……………………………………………………………………….. 3
- Secara Etimologis……………………………………………………………….. 3
- Secara Umum…………………………………………………………………… 3
- Tokoh Pendiri dan Perkembangan Muahammadiyah
- Muhammadiyah Pada Masa Penjajahan ………………………
- Muhammadiyah Pada Masa Kemerdekaan ……………………………………
- Muhammadiyah Pada Masa Orde Lama ………….. 5
- Muhammadiyah Pada Masa Orde Baru
- Muhammadiyah Pada Masa Reformasi
- Maksud dan Tujuan Muhammadiya…………………………………………. 5
BAB
III PENUTUP
- Kesimpulan………………………………………………………………………….. 7
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG
Muhammadiyah
sebagai organisasi besar di negeri ini tentu banyak faktor yang mempengaruhi
tentang keberadaanya. Selanjutnya muhammadiyah sebagai organisasi
pembaharu pasti ada maksud dan tujuan yang melandasinya. Dengan maksud dan
tujuan tersebut muhammadiyah bergerak dengan besar kecilnya kegiatan sebagai
contoh amal usaha muhammadiyah. Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang
maksud,tujuan, sejarah perumusan serta pengertian yang terkandung didalamnya.
Rumusan maksud dan tujuan muhammadiyah sejak berdiri sampai sekarang ini
mengalami beberapa kali perubahan redaksional, perubahan susunan bahasa dan
istilah. Sekalipun begitu tidak dengan sendirinya berubah isi dan jiwanya,
karena hakekatnya antara yang lama dan baru adalah sama-sama untuk perubahan
yang lebih baik.
Maksud dan
tujuan yang dimaksud adalah yang termaktub dalam anggaran dasar atau anggaran
rumah tangga muhammadiyah. Pada dasarnya maksud dan tujuan muhammadiyah adalah
sebagai organisasi yang bergerak dalam berbagai bidang amal usaha untuk
perbaikan kualitaas hidup masyarakat bangsa dan negara.
- RUMUSAN MASALAH
- Apa pengertian Muhammadiyah?
- Siapa tokoh pendirinya?
- Bagimana berdirinya muhammadiyah?
- Apakah maksud dan tujuan muhammadiyah?
- TUJUAN
Untuk
mengenal muhammadiyah secara lebih dalam dari berbagai sudut pandang.
Sehingga sebagai bagian dari keluarga muhammadiyah kita dapat melakukan hal
yang diinginkan dari muhammadiyah.
BAB II
PEMBAHASAN
- Pengertian
- Arti Muhammadiyah
Arti Bahasa
(Etimologis)Muhamadiyah berasal dari kata bahasa Arab “Muhamadiyah”, yaitu nama
nabi dan rasul Allah yang terkhir. Kemudian mendapatkan “ya” nisbiyah, yang
artinya menjeniskan. Jadi, Muhamadiyah berarti “umat Muhammad Shallallahu
‘alaihi wa sallam” atau “pengikut Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam”,
yaitu semua orang Islam yang mengakui dan meyakini bahwa Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah hamba dan pesuruh Allah yang terakhir.
Arti Istilah
(Terminologi) Secara istilah, Muhamadiyah merupakan gerakan Islam, dakwah amar
makruf nahi munkar, berakidah Islam dan bersumber pada Alquran dan as-Sunnah,
didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 8Dzulhijjah 1330 H, bertepatan
18November 1912 Miladiyah di kota Yogyakarta.
Gerakan ini
diberi nama Muhammadiyah oleh pendirinya dengan maksud untuk berpengharapan
baik, dapat mencontoh dan meneladani jejak perjuangan Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam,
semata-mata demi terwujudnya ‘Izzul Islam wal Muslimin, kejayaan Islam sebagai
realita dan kemuliaan hidup umat Islam sebagai realita.
Secara garis
besar Muhammadiyah adalah salah satu orgnisasi Islam pembaharu di Indonesia.
Gerakan Muhammadiyah yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan sesungguhnya
merupakan salah satu mata rantai yang panjang dari gerakan pembaharuan Islam
yang dimulai sejak tokoh pertamanya, yaitu Ibnu Taimiyah, Ibnul Qayyim
al-Jauziyah, Muhammad bin Abdul Wahab, Sayyid Jamaludin al-Afghani, Muhammad
Abduh, Rasyid Ridha, dan sebagainya. Pengaruh gerakan pembaharuan tersebut
terutama berasal dari Muhammad Abduh melalui tafsirnya, al-Manar, suntingan
dari Rasyid Ridha serta majalah al-Urwatul Wustqa.
- Tokoh Pendiri dan Perkembangan Muahammadiyah
Muhammadiyah
didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta pada 8 Dzulhijjah 1330 H/18 November
1912 oleh Muhammad Darwis yang kemudian dikenali sebagai K.H. Ahmad Dahlan.
Beliau
adalah pegawai kesultanan Kraton Yogyakarta sebagai seorang Khatib dan sebagai
pedagang. Melihat keadaan umat Islam pada waktu itu dalam keadaan jumud, beku
dan penuh dengan amalan-amalan yang bersifat mistik, beliau tergerak hatinya
untuk mengajak mereka kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya berdasarkan
Al-Qur’an dan Hadis. Oleh kerana itu beliau memberikan pengertian keagamaan di
rumahnya di tengah kesibukannya sebagai Khatib dan pedagang.
Semula
ajaran ini ditolak, namun berkat ketekunan dan kesabarannya, akhirnya mendapat
sambutan dari keluarga dan rakannya. Profesinya sebagai pedagang sangat
mendukung ajakan beliau, sehingga dalam waktu singkat ajakannya menyebar ke
luar kampung Kauman bahkan sampai ke luar daerah dan ke luar daripada Pulau
Jawa. Untuk mengorganisasi kegiatan tersebut maka didirikan persyarikatan
Muhammadiyah. Dan kini Muhammadiyah telah ada di seluruh penjuru negeri.
Di samping
memberikan pelajaran / pengetahuannya kepada laki-laki, beliau juga memberi
pelajaran kepada kaum perempuan muda dalam forum pengajian yang disebut
“Sidhratul Muntaha”. Pada siang hari pelajaran untuk kanak-kanak lelaki dan
perempuan. Pada malam hari untuk kanak-kanak yang telah dewasa.
Di samping
memberikan kegiatan kepada laki-laki, pengajian kepada ibu-ibu dan kanak-kanak,
beliau juga mendirikan sekolah-sekolah. Tahun 1913 sampai tahun 1918 beliau
telah mendirikan sekolah dasar sejumlah 5 buah, tahun 1919 mendirikan Hooge
School Muhammadiyah ialah sekolah lanjutan. Tahun 1921 diganti namanya menjadi
Kweek School Muhammadiyah, tahun 1923, dipecah menjadi dua, laki-laki sendiri
perempuan sendiri, dan akhirnya pada tahun 1930 namanya diubah menjadi
Mu`allimin dan Mu`allimat.
- Muhammadiyah Pada Masa Penjajahan
Pada masa
ini, perintisan yang dilakukan K.H.A.Dahlan mengarah pada ajakan untuk
melaksanakan islam secara benar sesuai dengan tuntunan AL-Qur’an dan As-sunah
shahihah, wujud rintisan K.H.A.Dahlan antara lain :
- Pada tahun 1898, beliau meluruskan arah kiblat secara benar dengan serong kearah barat laut 24,5 derajat.
- Bermula dari sekolah yang dirintis di teras rumah K.H.A Dahlan dan akhirnya beliau membangun gedung standard school med de Qur’an hingga akhirnya pendidikan Muhammadiyah terus berkembang.
- K.H.A Dahlan yang dibantu K.H.Suja’ merintis RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada 15 Februari1923.
- Pada tahun 1922, didirikan mushala khusus wanita.
Pada 23
Februari 1923, K.H.A Dahlan wafat. Namun perjuangan Muhammadiyah
tetap dilanjutkan oleh murid-murid beliau dan terus mengalami perkembangan
seperti :
a.)
H.Karim Amrullah yang bergelar H.Rasul pemimpin perkumpulan Sandi Aman di
Padang bergabung dengan Muhammadiyah.
b.)
Dipercayakannya Consul-Consul di luar pulauJawa kepada :
1.)
AR Sutan Mansyur consul untuk pulau Sumatera.
2.)
M.Hasan Tjorong consul untuk pulau Kalimantan.
3.)
D.Muntu consul untuk pulau Sulawesi.
- Muhammadiyah Pada Masa Kemerdekaan
Rasa
kecintaan Muhammadiyah terhadap tanah air dibuktikan dengan di bentuknya
perkumpulan Hisbul Wathan yang berarti pembela tanah air. Beberapa aktivisnya
yaitu bapak Sarbini dan Jend.Sudirman.
Setelah
Indonesia merdeka, putera terbaik Muhammadiyah Ki Bagus Hadikusuma menjadi
anggota BPUPKI untuk merumuskan Pancasila
Pada 17
Agustus 1945, Muhammadiyah membidani lahirnya partai Masyumi yang
diresmikan pada 7 November 1945.
- Muhammadiyah Pada Masa Orde Lama
Kemenangan
Partai Masyumi pada 1955, membuat PKI dan antek-anteknya menaruh dendam hingga
menuduh Masyumi terlibat dalam pemberontakan PRRI di Sumatera. PKI membujuk
penguasa pada saat itu untuk membubarkan Masyumi yang tentu akan mengancam
eksistensi Muhammadiyah. Tetapi,keputusan tertingi tetap di tangan presiden
Soekarno.
Dampak dari
permasalahan tersebut, banyak tokoh Masyumi yang notabene aktivis Muhammadiyah
dijebloskan ke penjara yakni :
a. Buya
HAMKA
b. Mr.Kasman
Singidimejo
c. dr.Yusuf
Wibisono
Pada 1959,
dikeluarkan dekrit presiden yang memberi waktu pada Masyumi untuk membubarkan
diri. Lalu dalam rangka menyelamatkan Muhammadiyah dari hasutan PKI terhadap
presiden, diberikanlah predikat “Anggota Setia Muhammadiyah” kepada
Ir.Soekarno.
- Muhammadiyah Pada Masa Orde Baru
Pada masa
ini, Muhammadiyah menata kembali organisasinya dan turut membantu pemerintah
dalam menumpas PKI. Namun setelah cukup lama berkuasa, mulai terjadi
penyelewengan-penyelewengan. Semua organisasi Massa dan politik tidak ada yang
boleh menentang kata-kata pemerintah. Pada 1977, munculnya krisis moneter yang
menyerang bangsa Indonesia. Hal ini mendorong para aktivis untuk ikut bersama
gelombang masyarakat untuk melengserkan rezim orde baru. Akhirnya pada 22 Mei
1998, rezim orde baru tumbang, dan digantikan dengan Masa Reformasi yang satu
diantara penggeraknya ialah Prof. DR.H.Amien Rais.
- Muhammadiyah Pada Masa Reformasi
Dalam sidang
Tanwir di Semarang pada 1998, Muhammadiyah merelakan Prof.DR.H. Amien Rais
untuk melepaskan jabatannya sebaga Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah guna
menjaga agar kondisi perpolitikan tidak menghambat gerak juang Muhammadiyah.
Pada Sidang
Tanwir Muhammadiyah bulan Februari 2002 di Bali, Muhammadiyah merumuskan
khittah berbangsa dan bernegara yang isi nya mempertegas statement Ujung
Pandang dan Khittah Surabaya.
Muhammadiyah
mengihimbau kadernya yang berpolitik riil agar memperhatikan :
1.
Mengedepankan kejujuran
2.
Menjadi Uswatun Khasanah
3.
Melakukan Islah
- Maksud dan Tujuan Muhammadiyah
Rumusan
maksud dan tujuan Muhammadiyah sejak berdiri hingga sekarang ini telah
mengalami beberapa kali perubahan redaksional, perubahan susunan bahasa dan
istilah. Tetapi, dari segi isi, maksud dan tujuan Muhammadiyah tidak berubah
dari semula.Pada waktu pertama berdirinya Muhamadiyah memiliki maksud dan
tujuan
sebagai berikut:
Rumusan pertama
Menyebarkan pengajaran Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada
penduduk bumi-putra, di dalam residensi Yogyakarta. Dan Memajukan hal agama
Islam kepada anggota-anggotanya.
Rumusan kedua
terjadi setelah muhammadiyah meluas ke berbagai daerah di luar Yogyakarta.
Memperhatikan jumlah cabang yang ada di luar Yogyakarta maka maksud dan tujuan
muhammadiyah harus direvisi sesuaii dengan keadaan riil yang dialaminya. Adapun
isinya adalah memajukan dan menggembirakan pengajaran dan pelajaran agama Islam
di Hindia Belanda, serta memajukan dan menggembirakan hidup sepanjang kemauan
Agama Islam kepada sekutu-sekutunya.
Rumusan ketiga
rumusan ketiga ini terjadi ketika masa pendudukan Jepang di Indonesia.
Pemerintahan fasis ini mengharuskan terjadinya perubahan redaksional yang
sesuai dengan yang dikehendakinya. Maka rumusanya adalah sesuai dengan
kepercayaan untuk mendirikan kemakmuran bersamaseluruh Asia Timur Raya dibawah
pimpinan Dai Nippon, dan memang diperintahkan oleh Allah maka perkumpulan ini:
a)
Hendaknya menyiarkan agama Islam, serta melatihkan hidup yang selaras dengan
tuntunannya.
b)
Hendak melakukan pekerjaan perbaikan umum.
c)
Hendak memajukan pengetahuan dan keepandaian serta budi pekerti yang baik
kepada anggoya-anggotanya.
Rumusan keempat
terjadi setelah Muktamar Muhammadiyah ke 31 di Yogyakarta. Adapaun
rumusanya adalah menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga dapat
mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya
Rumusan kelima
ini diubah pada Muktamar Muhammadiyah ke 34 di Yogyakarta. Perubahan ini
hanya pada redaksionalnya saja dari kata dapat mewujudkan menjadi terwujudnya.
Sihingga rumusan resminya adalah, Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam
terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Rumusan keenam
terjadi pada Muktamar Muhammadiyah ke 41 di Surakarta. Pada tahun itu
Muhammadiyah harus merubah maksud dan tujuan azaznya, dikarenakan kehadiran
Undang-undang nomor 8 tahun 1985 tentang kewajiban setiap ormas, baik agama
maupun non agama untuk mencantumkan asas pancasila. Adapun maksud dan tujuan
hasil Muktamar ke 41 itu adalah menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga
terwujud masyarakat utama, adil, dan makmur yang diridhai Allah SWT.
Rumusan ketujuh
Muhammadiyah adalah gerakan Islam, Dakwah Amar ma’ruf Nahi Munkar,
berasaskan Islam yang bersumber pada al Qur’an dan As-Sunnah.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Muhammadiyah
adalah salah satu orgnisasi Islam pembaharu di Indonesia. Gerakan Muhammadiyah
yang dibangun oleh K.H. Ahmad Dahlan sesungguhnya merupakan salah satu mata
rantai yang panjang dari gerakan pembaharuan Islam. maksud dan tujuan Muhamadiyah,
yaitu Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat
utama, adil dan makmur yang diridhai Allah Subhanahu wa Ta’ala.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat,
Syamsul, Studi Kemuhammadiyahan: Surakarta: LPID, 2011